Keterampilan Yang Dibutuhkan Untuk Karier Di Era Ai
Keterampilan Yang Dibutuhkan Untuk Karier Di Era Ai – Generasi Z, sering disebut sebagai generasi digital atau generasi internet, adalah kelompok yang lahir antara pertengahan tahun 1990an dan awal tahun 2010an. Mereka tumbuh di masa ketika teknologi telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari. Berbeda dengan generasi sebelumnya, Generasi Z memiliki akses yang luas dan alami terhadap internet, perangkat seluler, media sosial, dan inovasi teknologi lainnya sejak usia dini.
Interaksi intim dengan teknologi telah membentuk cara Gen Z berkomunikasi, belajar, dan terhubung. Mereka cenderung menggunakan teknologi sebagai alat utama mereka untuk menjelajahi dunia, mendapatkan informasi, dan berkolaborasi dengan orang lain. Generasi Z adalah penerima manfaat utama dari perkembangan teknologi seperti kecerdasan buatan (AI), Internet of Things (IoT) dan analisis data.
Keterampilan Yang Dibutuhkan Untuk Karier Di Era Ai
Pentingnya kesiapan karir dalam menghadapi era digital yang semakin berkembang sangatlah krusial. Transformasi teknologi yang pesat telah mengubah lingkungan kerja secara signifikan. Banyak lapangan pekerjaan baru yang tercipta, sementara yang lain mengalami perubahan mendasar dalam persyaratan kualifikasi. Generasi Z harus membekali diri dengan keterampilan yang tepat dan kemampuan beradaptasi yang tinggi untuk bersaing dan sukses di pasar kerja yang dinamis ini. Memahami pentingnya keterampilan digital dan non-digital menjadi kunci bagi Gen Z untuk meraih kesuksesan karir di masa depan.
Microsoft Umumkan Peluang Pengembangan Keterampilan Ai Bagi 2,5 Juta Orang Di Asia Tenggara Hingga Tahun 2025
Menguasai teknologi dan alat digital bukan hanya sekedar menguasai software atau hardware. Ini tentang penggunaan yang efektif, analisis cerdas, dan kreativitas dalam menerapkan teknologi untuk memecahkan masalah dan mencapai tujuan tertentu dalam konteks karier yang berbeda.
Keterampilan komunikasi dan kolaborasi memainkan peran penting dalam menciptakan lingkungan kerja yang harmonis, produktif, dan produktif yang merespons perubahan kebutuhan global. Di dunia yang semakin terhubung, keterampilan ini menjadi aset yang sangat berharga bagi para profesional.
Berpikir kritis adalah keterampilan mengevaluasi informasi secara rasional dan obyektif. sedangkan berpikir analitis melibatkan kemampuan untuk memecah masalah menjadi bagian-bagian kecil untuk pemahaman yang lebih dalam.
Pendidikan lebih lanjut tentu saja penting untuk mengembangkan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan dalam dunia kerja yang terus berubah. Pilihan pendidikan lebih lanjut harus didasarkan pada tujuan karir dan kebutuhan spesifik. Kombinasi pengalaman praktis, pendidikan formal, dan pembelajaran mandiri dapat menjadi landasan yang kokoh bagi kesuksesan karier, terutama di era digital yang terus berkembang ini.
Soft Skills In The Age Of Ai: Why They Matter More Than Ever
Mendapatkan pengalaman langsung melalui magang atau posisi paruh waktu sangat berharga dalam mempersiapkan karir di era digital yang sangat dinamis ini. Hal ini juga membantu dalam membangun kepercayaan diri dan pemahaman mendalam tentang bagaimana menjalani kehidupan profesional setelah menyelesaikan pendidikan formal.
Berpartisipasi dalam proyek bersama atau inisiatif kreatif adalah cara terbaik untuk mengembangkan diri Anda sebagai persiapan untuk berkarir di era digital.
Menghadapi kendala-kendala tersebut, Generasi Z mungkin perlu mengembangkan strategi untuk mengatasi tantangan tersebut. Seperti manajemen waktu yang efektif, mengutamakan keterampilan yang paling penting, mencari mentor atau bimbingan, dan fokus pada keseimbangan hidup.
Ketika Gen Z bergerak maju dalam karier mereka, keterampilan yang mereka bawa akan menjadi penentu utama kesuksesan mereka. Di era digital yang terus berkembang, kemampuan beradaptasi, belajar mandiri, dan berkolaborasi secara efektif merupakan landasan yang tidak tergantikan. Kreativitas dan inovasi adalah pedang yang menempa jalan di tengah kompleksitas tantangan masa kini. Sedangkan pengalaman praktis melalui magang atau proyek bersama merupakan tonggak penting dalam memahami industri dan mengasah keterampilan nyata.
5 Keterampilan Yang Harus Dimiliki Di Era Digital
Di era digital yang terus berkembang, kreativitas dan inovasi menjadi elemen kunci untuk menghadapi tantangan kompleks dan meraih peluang baru. Kreativitas tidak hanya menjadi nilai tambah, namun juga menjadi modal penting dalam menjawab dan memecahkan tantangan dan peluang di era digital yang selalu berubah dan dinamis.
Kemampuan beradaptasi dan pembelajaran mandiri berperan penting dalam kesuksesan karier, terutama di masa yang terus berubah seperti sekarang. Kesuksesan karir seringkali dikaitkan dengan seberapa cepat seseorang dapat beradaptasi terhadap perubahan dan seberapa aktif mereka dalam memperluas pengetahuan dan keterampilannya. Kemampuan beradaptasi dan pembelajaran mandiri merupakan alat penting dalam perangkat untuk sukses di dunia kerja yang selalu berubah.
Raih kelulusan penuh, Indobot Academy Program MSIB 6 – Internet of Things (IoT) Engineer Camp sukses raih prestasi luar biasa Pengunjung berfoto dengan ponselnya yang dirancang oleh seniman digital asal Berlin Julian van Dieken menggunakan kecerdasan buatan! Museum Mauritshuis, Den Haag, Belanda, 9 Maret 2023. Karya tersebut terinspirasi dari lukisan Johannes Vermeer “Girl with a Pearl Earring”, yang juga dipajang di museum.
Cepat atau lambat, perkembangan kecerdasan buatan (AI) akan terintegrasi dalam aktivitas manusia sehari-hari, terutama dalam mencari nafkah. Perusahaan-perusahaan global kini berlomba untuk mengadopsi dan mengembangkan AI dalam sistem bisnis mereka. Pekerja dan calon pekerja dipaksa untuk beradaptasi dan mengembangkan keterampilan yang belum dapat dicapai oleh AI.
Ai, Transformasi Industri, Pekerjaan, Dan Kehidupan Di Era Digital
Ke depan, keterampilan yang dibutuhkan pasar kerja tidak hanya terfokus pada keterampilan teknis (hard skill). Tidak lagi sebatas membuat program, membuat mesin pembelajaran, menangkap dan mengolah big data, dan sejenisnya. Aspek kemampuan non teknis (soft skill) juga diperlukan. Keterampilan tersebut sebenarnya merupakan indikator prioritas yang dicari oleh perusahaan global dan dapat diterapkan di berbagai bidang, termasuk industri kreatif.
Pada bulan Juni 2023, Forum Ekonomi Dunia (WEF) merilis laporan mengenai tren ketenagakerjaan dan keterampilan pekerja selama lima tahun ke depan. WEF menganalisis keterampilan atau kemampuan pekerja dari berbagai posisi di perusahaan global serta survei khusus dengan pimpinan perusahaan yang bersangkutan. Menurut WEF, ada 23 keterampilan inti yang harus dimiliki pekerja di perusahaan global.
Dua yang pertama diisi dengan kemampuan kognitif yang terdiri dari kemampuan berpikir analitis dan kreatif. Disusul dengan keterampilan karakter yang terdiri dari ketekunan, keluwesan dan ketangkasan pribadi, yang selanjutnya didukung oleh kemampuan motivasi dan kesadaran diri serta keinginan untuk melanjutkan pendidikan. Posisi keenam ditempati oleh keterampilan teknis seperti literasi digital.
Namun dengan adanya tantangan lima tahun ke depan, diperkirakan akan terjadi perubahan prioritas keterampilan yang dibutuhkan banyak perusahaan global. Kemampuan berpikir analitis dan berpikir kreatif masih menduduki peringkat pertama dan kedua. Berikutnya adalah penguasaan AI dan big data yang berarti adanya pergeseran kemampuan dari karakter yang saat ini berada di posisi ketiga. Kemudian posisi keempat dan kelima diisi dengan kemampuan kepemimpinan dan ketahanan, serta fleksibilitas dan kelincahan pribadi.
Deretan Pekerjaan Yang Bisa Digantikan Ai
Proyeksi ini menunjukkan bahwa kemampuan berpikir analitis dan berpikir kreatif merupakan dua keterampilan yang bergengsi, karena keduanya masih dianggap penting oleh para pemimpin bisnis global meskipun teknologi sudah semakin canggih. Keterampilan tersebut memang dibutuhkan oleh berbagai bidang pekerjaan, termasuk industri yang sarat dengan teknologi.
Namun untuk mendapatkan sumber daya manusia yang memiliki keterampilan tersebut tidaklah mudah. Sebab, kedua kemampuan tersebut tidak jatuh dari langit atau berkaitan dengan bakat bawaan seseorang. Sebaliknya kedua keterampilan tersebut dikembangkan melalui latihan atau kebiasaan berpikir disiplin yang diterapkan setiap hari.
Keterampilan berpikir analitis adalah seseorang yang dapat mengidentifikasi permasalahan atau melihat permasalahan kemudian mengekstrak informasi penting dari data atau fakta yang ada. Semua informasi ini dikumpulkan sedemikian rupa sehingga permasalahan dapat diidentifikasi secara komprehensif. Hal ini dikaji lebih lanjut untuk mencari solusi penyelesaian permasalahan pokok. Tidak berhenti sampai disitu saja, solusi yang ditemukan di awal perlu diuji, diverifikasi bahkan diulang prosesnya sehingga dapat menjadi acuan permasalahan serupa di waktu yang berbeda.
Mirip dengan keterampilan berpikir analitis, keterampilan berpikir kreatif juga menekankan langkah-langkah dari berpikir konseptual ke abstraksi. Konsep-konsep dan abstraksi-abstraksi ini kemudian dapat dipadatkan menjadi ide-ide yang berfungsi sebagai pemecahan masalah atau inovasi berkelanjutan. Kedua kemampuan ini tidak sama dengan seseorang yang memiliki gelar akademik tinggi atau lulusan universitas ternama. Namun pendidikan menjadi faktor penting yang dapat melatih kedua keterampilan tersebut.
15 Profesi Diganti Ai 2030, Begini Cara Upgrade Skill
WEF juga menyediakan analisis dan rekomendasi pekerjaan bagi Indonesia, serta gambaran umum perekrutan perusahaan saat ini. Dalam laporan tersebut, Indonesia masuk dalam kategori negara berkembang yang masih mencoba mengadopsi aplikasi AI dan mengembangkan sistem teknologi untuk terhubung ke Internet (Internet of Things). Dibandingkan negara maju, jelas terlihat terlambat karena arah AI dan komputer kuantum di era revolusi kuantum kedua.
Tak heran jika jenis pekerjaan di Indonesia yang sedang ramai diperbincangkan masih banyak diisi oleh para profesional IT. Ini termasuk spesialis AI dan pembelajaran mesin, analis data, dan pengembangan bisnis berkelanjutan yang mengandalkan teknologi Internet. Namun untuk jenis pekerjaan administratif (entry data, sekretaris, kasir, dll), polanya sama dengan pasar tenaga kerja global yang terus menunjukkan penurunan jumlahnya (attrition by company).
Mengingat arah perusahaan besar di Indonesia saat ini, WEF memberikan rekomendasi yang tidak jauh dari pasar tenaga kerja internasional. WEF menilai dari delapan keterampilan yang dibutuhkan, setidaknya keterampilan kognitif, efikasi diri, dan keterampilan teknologi menjadi tiga keterampilan teratas yang sangat dibutuhkan pekerja di Indonesia. Dengan kata lain, ketiga keterampilan tersebut perlu diperhatikan oleh mereka yang sedang dalam proses melamar pekerjaan atau mempertimbangkan perubahan pekerjaan.
Selain itu, WEF juga menyarankan agar perusahaan terlibat aktif dalam pengembangan keterampilan pekerjanya. Dalam daftar 10 keterampilan terfokus yang perlu dikembangkan oleh pekerja, tiga prioritas teratas adalah pemikiran kreatif, kecerdasan buatan dan data besar, serta pemikiran analitis. Perusahaan dapat mengembangkan keterampilan karyawannya melalui berbagai pelatihan, studi lanjut atau kursus yang berkaitan dengan keterampilan tersebut.
5 Skills Paling Penting Di Era Ai Versi Linkedin, Fresh Graduate Cek Ya
Menurut WEF, selain terus menggunakan teknologi terkini, perusahaan juga harus berinvestasi dalam pengembangan sumber daya manusia dalam jangka panjang. Hal ini diperlukan agar pekerja tidak gagal dalam penerapan teknologi dan mampu beradaptasi dengan sistem kerja yang terus dinamis.
Menariknya, WEF tidak terlalu menekankan keterampilan sosial dan etika di tempat kerja, karena bisnis global akan menjadi semakin taktis di masa depan berkat teknologi. Misalnya rapat lebih jelas lewat internet, biaya perjalanan lebih hemat, dan tidak memerlukan kehadiran 100% di kantor. Namun, dalam praktik saat ini